Seberapa pintar anda dalam memvonis seseorang salah?

Seseorang bila dilihat dari covernya memang bagus. Namun bukan berarti kita dapat memvonis orang dari penampilannya saja. Terkadang orang yang telah mengenal betul kepribadiannya masih saja belum dapat menerka apa yang bisa orang tersebut lakukan. 

Terkadang orang memiliki berbagai cara untuk dapat menyembunyikan rasa kesedihan yang betul dari hatinya supaya orang-orang yang dia sayangi tidak ikut terlibat dalam kesedihannya. Namun apakah kita melihat sisi orang yg kita vonis itu dari beberapa hal yg tidak hanya bersifat sektoral? Kebanyakan jawaban dari pengamatan saya berkata " TIDAK". 

Memang sebuah fenomena yang aneh bila menemukan seseorang yang berkepribadian ganda, namun bukan berarti kita memvonis sosok kepribadian ganda tersebut dengan " Pecundang, penipu, acting, munafik dan sebagainya "

Perlu dimengerti bahwa sosok kepribadian ganda terbentuk karena sebuah trauma terhadap sesuatu hal yang terjadi dalam jangka lama. Biasanya hal ini terjadi ketika usia dini, misalnya saja kekerasan orang tua terhadap anak yang menjadikan masa kecilnya kurang bahagia dan kurang mendapat perhatian serta kasih sayang.

Seseorang dengan trauma demikian sebenarnya hanya manusia yang berusaha menjadi sosok yang dapat bertahan disegala keadaan, yang mengharuskannya memiliki lebih dari satu kepribadian. Karena dirinya berusaha membuat dirinya tidak mengalami lagi ketidaknyamanan dan ketidakenakan seperti yang sudah dialaminya. 

Jadi pandanglah seseorang dari berbagai sudut kehidupannya sebelum benar-benar memvonis dia " SALAH ataupun jahat ", apakah apa yang dia lakukan merugikan diri kalian? Apakah dia pernah melukai kalian hingga membuat kehidupan kalian hancur? Ataukah dia pernah manjatuhkan kalian? Atau justru kalian yang secara tidak langsung yang telah melakukan hal tersebut kepadanya? Renungkan.

Sisi kehidupan tidak bisa hanya dipandang dari satu sisi saja, kehidupan meliki berbagai hal yang berpotensi untuk menjadi dasar argumen yang kuat dari sesorang untuk melakukan suatu tindakan. Sebelum melakukan sebuah tindakan maka bayangkan jika kalian ada pada posisinya, seperti nasehat jawa " Tepakno awakmu dhewe" dan " Nak ora gelem dijiwit ojo njiwit " yang memiliki arti " Posisikan dulu pada dirimu sendiri" dan " Jangan mencubit orang jika tidak mau dicubit".


0 Responses

Posting Komentar

  • Pengikut