UPAYA MENYELAMATKAN BUMI DENGAN TATA SALURAN LIMBAH PERUMAHAN MELALUI PEMANFAATAN ENCENG GONDOK SEBAGAI PENETRALISIR POLUTAN UNTUK MENGURANGI TINGK
Upaya Menyelamatkan Bumi dengan Tata Saluran Limbah Perumahan Melalui Pemanfaatan Enceng Gondok Sebagai Penetralisir Polutan untuk Mengurangi Pencemaran Air.
Enceng Gondok adalah tanaman air yang hidup diair dengan cara mengapung dipermukaan air. Enceng gondok memiliki daun hijau yang lebar dengan batang yang panjangnya kira-kira 40 cm hingga 80 cm dengan bagian bawah yang menggembung sebagai kantong air. 
Masalah yang dibahas pada karya tulis ini adalah pengolahan enceng gondok untuk mengurangi pencemaran air, sebagai pakan ternak yang dapat meningkatkan produktifitas hasil ternak,sebagai pupuk kompos yang meningkatkan kualitas panen tanaman sayur organik, cara pengolahannya menjadi penjernih air limbah rumah tangga, limbah peternakan, pakan dan pupuk. Kemudian komposisi atau jumlah enceng gondok yang dibutuhkan.
Tujuannya untuk mengetahui, menginformasikan, dan mensosialisasikan kepada pembaca tentang kegunaan enceng gondok jika mengalami pengolahan , menentukan dan memperkenalkan proses enceng gondok dalam upaya menjernihkan air limbah rumah tangga beserta tata salurannya, peternakan, menjadikannya pakan ternak dan pupuk tanaman sayuran organik. 
Jenis penelitian kualitatif dengan metode observasi. Pengumpulan data menggunakan metode kepustakaan, observasi dan kuesioner. Teknik Analisis data menggunakan teknik editing.
Subyek penelitian ini adalah enceng gondok. Sedangkan objeknya adalah air bersih, pakan dan pupuk dari enceng gondok. 
Populasi dalam penelitian ini adalah enceng gondok di dalam kolam miniatur dalam jumlah tertentu. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah manfaat dari pengolahan enceng gondok , cara mengolah enceng gondok untuk menjernihkan air limbah, menjadi pupuk, menjadi pakan, dan tata cara saluran air limbah perumahan , peternakan di sekitar pemukiman masyarakat.


Kata kunci: Enceng gondok, polutan, air, tercemar, penjernih.



PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
  Sekarang ini, kehidupan manusia di bumi memasuki era globalisasi yang didominasi adanya industrialisasi dan modernisasi. Begitu pula masyarakat kita dituntut untuk dapat mengikuti perubahan zaman dengan memanfaatkan teknologi supaya dapat menciptakan barang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun segala bentuk kemajuan itu memiliki dampak negatif pula terhadap keselamatan bumi tempat manusia itu sendiri hidup, antara lain ditandai oleh meningkatnya suhu bumi, pencermaran lingkungan oleh limbah sisa produksi baik pencemaran yang meliputi tanah, air, dan udara. Pencemaran tersebut sulit untuk dihindari dan diatasi secara serentak. Pencemaran air yang sering kita jumpai umumnya berasal dari limbah rumah tangga, peternakan, maupun industri yang mengalir di selokan-selokan menuju ke sungai besar, sehingga mencemari sebagian perairan yang ada di sekitar kita. Hal inilah yang menyebabkan sebagian besar perairan di Indonesia tercemar oleh limbah organik maupun nonorganik. Selain itu sebagian perairan Indonesia yang dangkal banyak ditumbuhi gulma seperti enceng gondok yang perkembangbiakannya sulit dikendalikan. Enceng gondok ini dapat hidup pada musim kemarau maupun penghujan dan masyarakat kita cenderung tidak begitu peduli terhadap tanaman tersebut. 
  Enceng gondok (Eichhornia crassipes) adalah salah satu jenis tumbuhan air mengapung. Eceng gondok pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang ilmuan bernama Carl Friedrich Philipp von Martius, seorang ahli botani berkebangsaan Jerman pada tahun 1824 ketika sedang melakukan ekspedisi di Sungai Amazon Brasil ( Irma Dana, lingkungan : 2009 ). Eceng gondok hidup mengapung di air dan berakar dalam tanah. Tingginya sekitar 0,4 - 0,8 meter. Tidak mempunyai batang. Daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau. Bunganya termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Bijinya berbentuk bulat dan berwarna hitam. Buahnya kotak beruang tiga dan berwarna hijau. Akarnya merupakan akar serabut. Eceng gondok memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Eceng gondok dengan mudah menyebar melalui saluran air ke badan air lainnya. Kurangnya pengetahuan dan tingkat kreativitas mengakibatkan enceng gondok tumbuh liar menjadi gulma yang merugikan lingkungan perairan saja. Enceng Gondok dalam jumlah tertentu yang mengalami pengolahan atau pemanfaatan secara benar, maka akan membantu menetralisir bahan-bahan pencemar pada air. Selain itu ada sebagian masyarakat kita yang memanfaatkan tanaman ini sebagai pakan ternak dan pupuk tanaman sayuran organik. Pendapat tersebut diperkuat oleh Ray ( 2009 ) “ Tumbuhan ini dapat mentolerir perubahan yang ekstrim dari ketinggian air, laju air, dan perubahan ketersediaan nutrien, pH, temperatur dan racun-racun dalam air”. Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk meneliti dan mempelajari masalah keberadaan tanaman enceng gondok dan manfaatnya untuk kepentingan manusia dan alam sekitar melalui penelitian yang berjudul Upaya Melestarikan Bumi dengan Tata Saluran Limbah Perumahan Melalui Pemanfaatan Enceng Gondok Sebagai Penetralisir Polutan untuk Mengurangi Pencemaran Air.

BAB II 
  KAJIAN PUSTAKA
1.1 Sejarah Enceng Gondok
Enceng gondok pertama kali ditemukan di Sungai Amazon Brasil oleh Carl Friedrich Philipp von Martius. Enceng gondok adalah tanaman air mengapung, daunnya lebar hijau, dengan panjang 40-80 cm, dan bagian bawah mengembung, akanya serabut serta memiliki kecepatan perkembang biakan yang cukup tinggi sehingga sering disebut gulma air. Selain dikenal dengan nama eceng gondok, di beberapa daerah di Indonesia, eceng gondok mempunyai nama lain seperti di daerah Palembang dikenal dengan nama Kelipuk, di Lampung dikenal dengan nama Ringgak, di Dayak dikenal dengan nama Ilung-ilung, di Manado dikenal dengan nama Tumpe.

Dasar Teori
Pada Karya Tulis ini, penulis mengembangkan gagasan mengenai enceng gondok yang bersifat dapat menjernihkan air yang tercemar oleh limbah yang memungkinkan air tersebut kembali menjadi habitat bagi organisme air. Dan enceng gondok sebagai pakan yaitu enceng gondok yang mengalami pengolahan sebagai pakan ternak yang dapat meningkatkan produktifitas hasil ternaknya 2 kali lipat daripada hasil ternak yang diberi pakan tanpa mencampurkan enceng gondok sebagai bahan tambahan pakannya. Enceng gondok juga dapat digunakan sebagai pupuk, maksudnya Enceng gondok yang mengalami pemilihan dan pengolahan dapat berfungsi sebagai pupuk kompos untuk menyuburkan dan meningkatkan tingkat produktifitas panen tanaman terutama tanaman sayuran organik. Fungsi enceng gondok sebagai pupuk lebih berpotensi dapat meningkatkan hasil tanaman sayuran organik seperti jagung, kedelai, sawi, selada, bawang dan tanaman organik lainnya. Pada fungsi ini enceng gondok secera tidak langsung dapat mengubah pola makan konsumsi daging menjadi vegetarian. Sehingga mengurangi pemanasan bumi.
Enceng gondok adalah organisme eukariot ( memiliki membran inti ) termasuk dalam kingdom plantae pada phylum Tracheophyta ( tumbuhan yang memiliki sistem pengangkutan ).Secara umum kandungan nutrisi yang ada pada enceng gondok yaitu kandungan protein, glukosa, karbohidrat, beta karotin dan karotenoid paling banyak terkandung dalam taruk segar, lalu diikuti oleh taruk kering, akar segar dan yang paling sedikit adalah akar kering. Kandungan protein yang terbesar terdapat pada taruk segar eceng gondok (16,6), selanjutnya taruk kering (9,8), akar segar (5,1) dan yang terakhir adalah akar kering (3,02). Kandungan glukosa tertinggi terdapat pada taruk segar (2,66), kemudian taruk kering (2,14), akar segar (0,1) dan akar kering sebesar (0,1). Kandungan karbohidrat dengan urutan dari yang terbanyak: taruk segar (23,33), taruk kering (20,35), akar segar (5,69) dan akar kering (5,02). Kandungan beta-karotin tertinggi terdapat pada taruk segar (0,22), taruk kering (0,1), akar segar (0,05), dan akar kering (0,04). Kandungan total karotenoid tertinggi diperoleh pada taruk segar (0,75), taruk kering (0,55), akar segar (0,2), dan akar kering sebesar 0,1.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa enceng gondok memiliki kandungan nutrisi yang baik. Selain itu enceng gondok sebenarnya mengandung lignoselulosa, sedangkan selulosa merupakan bahan untuk pembuatan kertas, selain itu, dengan kandungan selulosanya, enceng gondok bisa juga digunakan sebagai bahan pembuatan bioetanol yang sekarang ini amat diperlukan untuk mengatasi berkurangnya produksi minyak dunia. Pada proses pembuatan kertas maupun bioetanol dari bahan berselulosa ada tahap yang harus dilakukan yaitu pemisahan senyawa lignin yang terkandung di dalamnya sehingga diperoleh selulosanya. Metode delignifikasi kimia yang biasa digunakan di pabrik kertas adalah proses kraft. Dari proses ini dihasilkan limbah dengan bau yang menyengat dan sukar terdegradasi.
Ada beberapa alternatif untuk menggantikan bahan kimia yang digunakan untuk delignifikasi dengan bahan yang mudah terdegradasi antara lain adalah dengan pelarut organik atau yang disebut proses organosolv. 
Penelitian ini mempelajari tentang proses organosolv pada delignifikasi enceng gondok. Pada penelitian ini, mula-mula 150 ml larutan pemasak dan katalis asam sulfat dengan konsentrasi tertentu dimasukkan dalam labu leher tiga yang dilengkapi dengan pendingin balik dan pengaduk merkuri. Tumbuhan ini dapat mentolerir perubahan yang ekstrim dari ketinggian air, laju air, dan perubahan ketersediaan nutrien, pH, temperatur dan racun-racun dalam air. 
Kandungan kimia pada eceng gondok ini yaitu: Daun Eichhornia crassipes mengandung saponin, flavonoida dan polifenol. Baru-baru ini ada penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan eceng gondok dapat dijadikan sebagai kolektor uranium.


penelitian dengan menggunakan sampel enceng gondok dan daunnya. Penelitian ini dilakukan dengan mengamati air dan akar setelah didiamkan selama 2 hari. Dan hasil yang didapat sebagai berikut : 

kondisi akar enceng gondok sebelum dan sesudah menjernihkan air limbah perumahan

enceng gondok dimasukkan dalam air sabun dan kondisi batang daunnya setelah itu

kondisi air selokan sebelumnya

kondisi air selokan setelah dijernihkan dengan enceng gondok

untuk itu, ayo kita tingkatkan kreatifitas kita untuk mengolah enceng gondok lebih detail lg!!! Karena enceng gondok yang selama ini kita anggap sampah...ternyata bisa menjernihkan air selokan, menetralisirkan kadar polutan didalamny hingga ikan pun dapat hidup didalamnya :)
masa remaja untuk berkreatifitas!!
1 Response
  1. sip...:D
    thanks ya akhirnya dapet info juga untuk nerusin karya tulis..
    Salam Kenal..


Posting Komentar

  • Pengikut